Inilah 3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku K3

Pixabay.com

K3 atau Keselamatan dan Kesehatan kerja menjadi tema akhir-akhir ini sering diperbincangkan. Hal ini terjadi karena beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, masih banyaknya perusahaan yang tidak memberika jaminan tersebut. Kedua, ketidak pedulian pekerja akan kesehatan dan ancaman keselamat di tempat kerja. Ketiga, rendahnya pengetahuan publik akan pentingnya peran K3 dalam menunjang produktivitas. Semua alasan di atas, seakan menjadi potret nyata sistem kerja di Tanah Air. Meskipun begitu, ada beberapa perusahaan yang tetap memberikan jaminan keamanan bagi para pekerjanya.

Kenyataan tersebut yang sekarang, mesti ditingkatkan agar semua pebisnis peduli akan kesehatan sekaligus keselamatan karyawan. Pertanyaan yang kemudian muncul, mengapa K3 seakan sangat krusial bagi perusahaan? Pada dasarnya, kekuatan bisnis berada ditangan SDM. Skill manusia tidak bisa digantikan oleh mesin, sebab mereka mempunyai sense alami yang tidak mampu dikendalikan oleh kecanggihan teknologi. Kemampuan itu yang membuat perusahaan mengakui, bahwa manusia mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan perusahaan.

Rasionalnya, tidak mungkin pebisnis mencapai kesuksesannya tanpa ikut campur orang lain. Hal serupa terjadi pada sistem kerja. Apalagi sekarang, hampir semua pekerjaan dilakukan secara berkelompok. Terdapat kerjasama yang  mesti dijaga, dan sebagai pebisnis Anda wajib memastikan setiap elemen pekerjaan bekerja dengan baik. Nah, ketika SDM yang menjadi sentral dari pergerakan sakit. Maka, sudah bisa dipastikan proses produksi terganggu dan imbasnya perusahaan mengalami kerugian. Sampai disini bisa ditarik benang merah, bahwasannya K3 bukan saja berguna untuk karyawan.

Melainkan, berdampak juga bagi pencapaian perusahaan. Sebagai pebisnis, Anda wajib memastikan kenyamanan dan keselamatan pekerja. Berikan jaminan kesehatan agar mereka mampu bekerja seoptimal mungkin. Selain itu, pertimbangkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Buat karyawan aktif untuk ikut andil dalam berbagai tanggung jawab yang diserahkan, sehingga pekerja tidak hanya duduk seharian di depan komputer dan memusingkan deadline.

Misalnya saja, Anda mampu meniru konsep yang digunakan pemilik Facebook. Dimana perusahaan itu dirancang dengan detail sangat rapi. Bahkan, terdapat tempat refershing untuk karyawan, dan mereka dipersilakan untuk berdiskusi mengenai apapun di tempat terbuka. Bukankah konsep ini yang membuat pekerja semakin loyal dengan perusahaan?

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku K3

Pada dasarnya, dunia kerja mempunyai ranah yang cukup luas. Disini, pemilik bisnis tidak hanya berpikir mengenai keuntungan berlipat dalam waktu singkat. Disisi lain, pekerja tidak diperkenankan untuk memikirkan tumpukan gaji yang diperoleh di akhir bulan. Perusahaan dan karyawan menjadi dua komponen utama bergeraknya sebuah bisnis, ketika keduanya mampu saling mengerti bisa dipastikan tujuan yang disusun akan tercapai dengan mudah. Namun, keadaan bisa berbalik, saat salah satu aspek tersebut melakukan kesalahan.

Contoh, karyawan tidak mendapat jaminan keselamatan kerja yang harusnya diperoleh untuk menunjang performa  pekerjaan. Jangan remehkan permasalahn ini, sebab dampak yang muncul akan sangat merugikan perusahaan. Pasalnya, ketidaknyamanan pekerja langsung berimbas pada hasil produksi yang tidak berkualitas. Sedangkan secara bersamaan, konsumen potensial tidak mau membeli produk yang tidak bermutu. Artinya, melemahnya kinerja karyawan langsung merugikan perusahaan.

Bayangkan, jika semua pekerja merasakan ketidaknyamanan yang sama. Sudah bisa dipastikan, perusahaan tersebut tidak mampu melakukan sistem operasional dengan baik. Keadaan tersebut yang kemudian, membuat pembahasan mengenai jaminan keselamatan dan kesehatan kerja kian digencarkan. Selain pentingnya peran K3 dalam ranah pekerjaan. Berikut 3 faktor yang sering mempengaruhi perilaku K3:

  1. Faktor manusia

Seperti namanya, faktor ini berasal dari dalam diri pekerja. SDM mempunyai tingkat kekebalan tubuh yang berbeda-beda. Perusahaan tidak bisa menyamaratakan kekuatan imunitas seseorang, sehingga hal yang bisa dilakukan adalah memberikan jaminan kesehatan untuk mengurangi risiko yang terjadi. Selain itu, karyawan juga diharapkan tentang kemampuan tubuh dan tidak perlu memaksakan diri. Pekerja harus mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik untuk tubuh. Setidaknya, berusaha tetap sehat dengan cara-cara yang menyenangkan.

  1. Faktor lingkungan

Selanjutnya, faktor yang berkaitan dengan aspek eksternal. Faktor ini sering melibatkan lingkungan. Misalnya saja, suara bising jalan raya yang merusak konsentrasi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

  1. Faktor mesin

Faktor ini disebabkan oleh kesalahan atau kerusakan mesin yang digunakan. Keadaan tersebut tentu akan berdampak pada tingkat produksi yang dihasilkan, sehingga tidak perlu ragu untuk membicarakannya kepada atasa mengenai hal tersebut.

Peningkatan Produktivitas Pekerja

Hampir semua pekerja, menginginkan untuk bekerja di perusahaan besar yang penuh dengan fasilitas unggulan. Pada kenyataannya, masih banyak perusahaan ternama yang masih memandang remah peran K3. Hal ini terbukti dari berbagai sumber yang menjelaskan, bahwa masih rendahnya kesadaran perusahaan untuk memberikan jaminan keselamatan kerja bagi karyawan. Sebagai pekerja yang tidak hanya mencari gaji berlipat ganda, Anda wajib mempertanyakan akan kesehatan kerja.

Setidaknya, jaminan tersebut yang nantinya membuat kesadaran menjaga kesehatan semakin meningkat. Selain itu, perusahaan mampu mendapat keuntungan lebih dari pemberian K3 kepada karyawan. Mulai dari reputasi positif, sampai dengan peningkatan keuntungan. Sekarang, sudah bermunculan pelatihan online mengenai keselamtan kerja. Jadi, mudah untuk perusahaan dan karyawan mengaplikasikan hal tersebut. Semoga bermanfaat.