Mengobati Masuk Angin, Bolehkah Ibu Hamil Kerokan?

Pixabay.com

Ibu hamil, akan lebih sering mengalami masuk angin lebih sering dibandingkan saat kondisi normal. Hingga saat ini, masyarakat masih sering menggunakan metode kuno yakni, kerokan untuk mengatasi segala macam gejala mual, demam dan pusing. Meski sudah cukup lama dipercaya dan terbukti ampuh untuk mengatasi masuk angin, bolehkah ibu hamil kerokan saat masuk angin?

Resiko yang Timbul Akibat Kerokan pada Ibu Hamil

  1. Memicu Infeksi Karena Kuman yang Masuk

Metode kerokan dilakukan dengan cara menggosokkan sebuah benda di permukaan kulit punggung, hingga berwarna kemerahan. Masyarakat percaya, masuk seseorang menderita masuk angin ditandai dengan semakin merahnya kulit yang dikerok. Setelah kulit memerah, maka tubuh akan lebih ringan, dan gejala masuk angin seperti pusing dan kembung akan berkurang.

Namun pada saat kerokan, pori-pori kulit akan terbuka selama beberapa saat. Ketika pori-pori terbuka maka kuman-kuman yang ada disekitar ibu akan semakin mudah masuk ke dalam melalui kulit tubuh. Kuman dapat membuat tubuh ibu hamil menjadi rentan terkena infeksi. Dikarenakan, ketika hamil tubuh ibu memang menjadi lebih sensitif.

  1. Menyebabkan Kontraksi Dini

Pertanyaan mengenai bolehkah ibu hamil kerokan, akan lebih dibutuhkan bagi ibu hamil dengan usia kehamilan yang masih muda. Pada saat kerokan, terutama pada saat usia kandungan yang  masih muda, tubuh akan mengalami reaksi inflamasi. Pada saat itu, tubuh juga akan mengeluarkan zat sitokin sebagai pemicu produksi hormon prostaglandin.

Hormon prostaglandin ini, menjadi salah satu hormon yang cukup berbahaya bagi ibu hamil. Karena, hormon ini dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pada rahim. Jika berulang secara terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan kontraksi dini pada ibu hamil. Selain itu, pada saat dikerok, tubuh akan tengkurap yang mana posisi tersebut tidak baik karena dapat menekan perut ibu.

  1. Meningkatkan Resiko Inflamasi

Dengan terus menekan dan menggosok permukaan kulit, lama-kelamaan kulit tubuh akan mengalami peradangan. Radang yang terjadi di permukaan kulit inilah yang menyebabkan kulit menjadi kemerahan atau bahkan berwarna keunguan. Jadi, kulit yang berubah warna pada saat kerokan akan bukan menandakan bahwa tubuh mengalami gejala masuk angin.

Kondisi ini dapat terjadi karena pembuluh darah kapiler yang terletak pada bagian bawah permukaan kulit melebar dan menyebabkan tubuh mengalami peningkatan resiko inflamasi. Pada ibu hamil, peningkatan inflamasi dapat membuat suhu tubuh menjadi naik, kemudian jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan pembuluh darah kapiler pada ibu hamil pecah.

Salah satu gejala hamil adalah tubuh mengalami berbagai masalah masuk angin. Salah satu cara yang sering dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan melakukan metode kerokan. Namun, metode tersebut memiliki resiko yang lebih besar pada ibu hamil. Sebab itu, untuk meringankan gejalanya ibu dapat melakukan pemijatan agar tubuh menjadi lebih sehat.