Mengenal Sejarah STIS dan Program Studi di Dalamnya
Pernahkah kamu mendengar nama Sekolah Tinggi Ilmu Statistik atau yang acapkali disingkat STIS? Mungkin, beberapa orang belum pernah mendengar nama ini, namun juga mungkin beberapa orang sudah banyak mendengarnya. Memang, sekolah berjenis kedinasan ini tidak begitu gencar melakukan sosialisasi dibanding Universitas-Universitas lainnya. Namun tahukah kamu jika sebenarnya STIS menggratiskan seluruh biaya sehingga masuk kesana layaknya sebuah anugerah? Untuk itu, mari kita simak ulasan tentang sejarah STIS dan prodi yang ada di dalamnya berikut ini.
Mengenal Sejarah STIS
Berada di Jalan Otto Iskandardinata No 64 C Jakarta, STIS merupakan singkatan untuk Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Sesuai dengan namanya, Politeknik Kedinasan ini mengajarkan disiplin Ilmu Statistik dan secara fungsional berada di bawah pengawasan Badan Pusat Statistik Indonesia dan dibimbing oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam teknisnya.
Berbicara mengenai sejarah dari STIS, sekolah ini dulunya bernama Akademi Ilmu Statistik di awal berdirinya pada tanggal 11 Agustus 1958. Didirikannya AIS dengan bantuan dana dan tenaga ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tersalur melalui Statistical Research and Development Centre adalah untuk melatih para calon pelaksana kegiatan yang bersifat Statistik di Indonesia.
Di tahun 1964, berdirilah Perguruan Tinggi Ilmu Statistik oleh BPS yang mana mahasiswanya berasal dari lulusan AIS. Tentunya, PTIS ini dibuka untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan para calon Ahli Statistik Indonesia. Sayangnya, tahun 1965 PTIS ditutup lantaran Indonesia keluar dari PBB. Namun meski PTIS berhenti beroperasi, AIS masih melanjutkan perjalanannya dalam memperbaiki negeri.
Akhirnya pada 24 Februari 1997, Dirjen Dikti melalui Surat No 295/D/T/97 mengijinkan BPS untuk melaksanakan Program Pendidikan Jenjang Diploma IV yang mana nantinya menjadi STIS. Lalu kemudian karena adanya UU RI No 12 Tahun 2012 terkait Pendidikan Tinggi, maka STIS mengubah kelembagaannya dalam bentuk Politeknik. Hal ini mengacu pada kemampuan STIS dalam menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Profesi.
Menyusul itu, Kemenristek Dikti RI membuka beberapa program studi di STIS yang mana sudah berubah menjadi Politeknik Statistika STIS di tanggal 3 Oktober 2016. Nah, baru di baru pada tanggal 28 Maret 2018, STIS resmi menjadi Politeknik Statistika STIS yang mana bertugas mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang Statistika.
Beberapa Program Studi di STIS
Dulu, ketika masih bernama STIS, Sekolah Tinggi ini memiliki dua jurusan yang sangat diperebutkan pelamar, yakni Jurusan Komputasi Statistik dan Jurusan Statistika. Nah, karena kini sudah berganti menjadi Politeknik, maka STIS pun sudah mampu menyediakan pendidikan untuk jenjang DIII dan DIV yang mana kini Program Studinya menjadi Program Studi DIV Komputasi Statistik, Program Studi DIV Statistika, dan Program Studi DIII Statistika.
Boleh dibilang, Politeknik STIS sangat berbeda dari Universitas. Jika di Universitas kita bebas mengambil SKS, maka di STIS, SKS sudah dibuat dalam bentuk paket sehingga kamu tidak bisa asal skip. Selain itu, kamu juga tidak bisa memilih mana SKS yang mau kamu ambil dulu sesuka hatimu. Mau atau tidak, jika semester itu kamu harus mengambil SKS A, B, dan C, maka kamu harus siap mengambilnya.
Memang berat, namun tentu ada sukanya. Jika di Universitas kamu kadang bisa tidak satu kelas dengan teman seangkatanmu, maka di STIS kamu akan terus bersama dengan mereka di berbagai kelas. Namun tentunya selera orang berbeda-beda. Bisa jadi kamu tidak suka dengan SKS tertentu dan semester itu rasanya menyiksa. Namun jika sudah niat, tentu apapun bisa ditahan, bukan?
Nah, begitu kamu lulus dari sekolah ini, maka kamu akan mendapat gelar A.Md.Stat yang mana berarti Ahli Madya Statistik untuk jenjang DIII dan S.Tr.Stat yang mana berarti Sarjana Terapan Statistik untuk jenjang DIV. Nah, beda dari lulusan Universitas yang mana masih bingung cari kerja, begitu kamu lulus dari STIS, kamu akan langsung menjadi seorang ASN alias Aparatur Sipil Negara spesialisasi Ahli Statistika. Bahkan, kamu yang lulusan DIII STIS akan masuk Gol II/C dan kamu yang DIV akan masuk Gol III/a.
Lantaran kamu berada di bawah area kerja Badan Pusat Statistik, maka kamu nantinya akan bekerja di kantor-kantor wilayah BPS yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Kedinasan sendiri bersifat mengikat yang artinya begitu lulus, kamu harus mau ditempatkan dimanapun selama itu berada di wilayah BPS.
Meski ketat dan memiliki peraturan seabrek, namun peminat STIS setiap tahunnya tidak pernah surut lho. Hal ini mungkin karena STIS sendiri menggratiskan sekolah para mahasiswanya. Jadi ketika masuk dan diterima disini, kamu tidak perlu bayar uang semesteran, uang SKS, uang pangkal, hingga biaya-biaya untuk PKL. Malahan, sekolah kedinasan ini sampai tahun 2018 masih memberikan ‘uang saku’ kepada para mahasiswanya sebagai Tunjangan Ikatan Dinas sebelum menghapusnya di tahun 2019.
Nah, bagi kamu yang merasa ingin menang dan tengah berjuang untuk masuk sekolah bergengsi ini, kamu bisa banget ikut Bimbel STIS yang mana dapat membantumu untuk semakin mengenal dan bersiap menghadapi persaingan ketat satu ini.
Demikian ulasan mengenai sejarah STIS dan prodi yang ada di dalamnya. Semoga ulasannya bermanfaat.